Selasa, 07 April 2015

MATA KULIAH PENGAJARAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN EDISI: 8 APRIL 2015

MATA KULIAH PENGAJARAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN 
EDISI: 8 APRIL 2015

KURIKULUM BIMBINGAN DAN KONSELING
A.     DEFINISI BIMBINGAN DAN KONSELING
1.      Bimbingan
Adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak maupun remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2.      Konseling
Adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut komseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli.
            Jadi Bimbingan dan Konseling adalah suatu layanan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli yang bertujuan membantu memandirikan konseli untuk mencapai tahap-tahap perkembangannya dan mengembangkan potensi yang dimiliki konseli.
B.     TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1.      Tujuan Umum
a.       Membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya).
b.      Membantu individu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan dri sendiri dan lingkungan.
c.        
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling ini merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas dan sangkut pautnya serta masing-masing bersifat unik. Oleh karena itu, tujuan BK untuk seorang individu berbeda dari tujuan BK untuk individu lainnya.
C.     FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Fungsi Bimbingan dan Konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa fungsi pokok, yaitu:
1.      Fungsi Pemahaman
Berkenaan dengan fungsi pemahaman, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri konseli beserta permasalahannya oleh konseli dan pihak-pihak yang akan membantu konseli serta pemahaman tentang limgkungan konseli oleh konseli.
a.       Pemahaman tentang Konseli, yaitu titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap konseli. Pemahaman tersebut tidak hanya sekedar mengenal diri konseli, melainkan lebih jauh lagi yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi konseli, kekuatan dan kelemahannya serta kondisi lingkungannya.
b.      Pemahaman tentang Masalah Konseli, yaitu pemahaman terhadap masalah konseli itu terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab-sebabnya, dan kemungkinan berkembangnya (kalau tidak segera diatasi). Pemahaman masalah oleh individu (konseli) sendiri merupakan modal dasar bagi pemecahan masalah tersebut.
c.       Pemahaman tentang Lingkungan yang “Lebih Luas”, secara sempit lingkungan diartikan sebagai kondisi sekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individi tersebut, seperti keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi dan sosioemosional keluarga, keadaan hubungan antar tetangga dan teman sebaya, dll. Paparan singkat berikut ini menyangkut beberapa jenis lingkungan yang lebih luas seperti lingkungan sekolah bagi para siswa, lingkungan kerja dan industry bagi para karyawan dan lingkungan kerja bagi individu sesuai dengan sangkut paut masing-masing. termasuk ke dalam lingkungan yang lebih luas itu adalah berbagai informasi yang diperlukan oleh individu, seperti informasi pendidikan dan jabatan bagi para siswa, informasi promosi dan pendidikan lebih lanjut bagi para karyawan dll.

2.      Fungsi Pencegahan
Ada suatu slogan yang berkembang dalam bidang kesehatan, yaitu “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Slogan ini relevan dengan bidang bimbingan dan konseling yang sangat mendambakan sebaiknya individu tidak mengalami sesuatu masalah. Bagi konselor professional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu, upaya pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah sesuatu keharusan yang bersifat etis (Horner & McElhaney, 1993). Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.



3.      Fungsi Pengentasan
Orang yang mengalami masalah itu dianggap berada dalam suatu  keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidak mengenakkan. Ia perlu dientas dari keadaan yang tidak disukainya itu. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu adalah upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam hal itu, pelayanan bimbingan dan konseling menyelenggarakan fungsi pengentasan.

4.      Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini. Pemeliharaan yang baik bukanlah sekedar mempertahankan agar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dan tetap dalam keadaannya semula melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah baik, kalau dapat lebih indah, lebih menyenangkan, memiliki nilai tambah daripada waktu-waktu sebelumnya. Pemeliharan yang demikian itu adalah pemeliharaan yang membangun, pemeliharaan yang memperkembangkan. Oleh karena itu, fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan tidak dapat dipisahkan. Bahkan keduanya ibarat dua sisi dari satu mata uang. Jika sisi yang satu tidak ada atau cacat, maka mata uang itu secara keseluruhan tidak mempunyai nilai lagi. Kedua sisi berfungsi seiring dan saling menunjang. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program.



D.    PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan. Prinsip-prinsip itu berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah individu, program dan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor terikat oleh prinsip-prinsip tersebut, di sekolah maupun di luar sekolah.
Menurut Bernard & Fullmer, 1969 dan 1979; Crow & Crow, 1960; Miller & Fruehling, 1978 Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah konseli, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan diantaranya:
1.      Prinsip-Prinsip berkenaan dengan Sasaran Pelayanan
2.      Prinsip-Prinsip berkenaan dengan Masalah Individu
3.      Prinsip-Prinsip berkenaan dengan Program Pelayanan
4.      Prinsip-Prinsip berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan
5.      Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah

E.     BIDANG DAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (Pribadi, Sosial, Belajar, dan Karier)
1.      Bidang Pengembangan Kehidupan Pribadi (Pribadi)
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan keutuhan dirinya secara realistik.
2.      Bidang Pengembangan Kehidupan Sosial (Sosial)
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3.      Bidang Pengembangan Kemampuan Belajar (Belajar)
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4.      Bidang Pengembangan Karier (Karier)
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi serta memilih dan mengambil keputusan karier.

F.      PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING (Individual dan Kelompok)
Myrick, 1993 (Muro & Kotman, 1995) mengemukakan empat pendekatan dasar dalam Bimbingan dan Konseling, yaitu:
1.      Pendekatan Krisis
Yaitu pendekatan pemberian layanan bimbingan dan konseling didasarkan pada adanya krisis yang dialami konseli
2.      Pendekatan Remedial
Yaitu pendekatan pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada kelemahan-kelemahan yang dimiliki konseli dan upaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut.
3.      Pendekatan Preventif
Yaitu pendekatan pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin akan dialami oleh konseli.
4.      Pendekatan Perkembangan
Yaitu pendekatan pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, karier, pribadi-sosial.

G.    MEDIA/ALAT BIMBINGAN DAN KONSELING
1.      Media sebagai Alat/Instrumen
a.       Managemen Program BK
1)      Perencanaan, contohnya:
a)      Pedoman Observasi Kebutuhan Lingkungan
b)      Pedoman Wawancara Kebutuhan Lingkungan
c)      Angket Kebutuhan Siswa
d)      Tabel Kebutuhan Lingkungan
e)      Tabel Prosentase  Kebutuhan Siswa
f)        Tabel Tujuan Bimbingan dan Konseling
g)      Tabel Kemandirian Siswa SMP
h)      Tabel Kemandirian Siswa SMA
i)        Tabel Kemandirian Mahasiswa PT
j)        Program Bimbingan dan Konseling
k)      Matrik Program BK Tahunan
l)        Matrik Program BK Semesteran
m)    Matrik Program BK Bulanan
n)      Anggaran Program BK
o)      Kalender Program BK Satu Tahunan
p)      Kalender Program BK Satu Semesteran
q)      Kalender Program BK Tiga Bulan.
r)       Jadwal Kegiatan Mingguan
s)       Jadwal Kegiatan Harian
t)        Buku Kasus
u)      Buku Harian
2)      Pelaksanaan
3)      Evaluasi
a)      Proses Pelaksanaan Kegiatan,
§  Konselor sebagai instrument
§  Pedoman Observasi
§  Pedoman Wawancara
b)      Hasil Pelaksanaan
4)      Analisis Hasil Evaluasi
a)      Data Analisis Hasil Pelaksanaan Program
b)      Data Analisis Hasil Kegiatan
5)      Tindak Lanjut
Data Tindak Lanjut:
a)      Pelaksanaan Program Keseluruhan
b)      Hasil yang telah dicapai
c)      Penanganan Kasus
6)      Laporan
a)      Laporan Mingguan
b)      Laporan Semesteran
c)      Laporan Bulanan
d)      Laporan Tahunan
b.      Pengelolaan Layanan BK
1)      Alat Pengumpul Data
2)      Alat Penyimpanan Data
3)      Alat Pelaksanaan Bimbingan
4)      Alat Administratif Bimbingan
5)      Alat Menyampaikan Laporan
6)      Alat Komunikasi dan Informasi



2.      Media sebagai Sarana dan Prasarana/Perlengkapan
a.      Sarana
1)      Ruang Tamu
2)      Ruang Staf / Administrasi
3)      Ruang Konseling
4)      Ruang BK Kelompok
5)      Ruang Data
6)      Ruang Perpustakaan / Biblioterapi
b.      Perlengkapan
1)      Papan Organigram BK
2)      Papan Program BK Tahunan
3)      Papan Informasi
4)      Visi dan Misi, dll

3.      Media sebagai Prosedur
a.       Penyelenggaraan Layanan BK Pola 17+
b.      Implementasi Layanan Program BK Komprehensif

4.      Media sebagai Teknik
a.       Teknik dalam BK
H.    PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


Tidak ada komentar:

Posting Komentar