Minggu, 26 April 2015

Teori Self (Rogers)

TEORI SELF (ROGERS) 

selamat membaca..
Semoga bermanfaat ;)

Terdapat sejumlah konsep-konsep dasar dalam literature psikologiyang selama bertahun-tahun mendukung teori self. Diantara begitubanyak teori self, kita dapat menemukan konsep-konsep yangdikemukakan oleh Snygg and Combs, Sarbin, Mead, dan Koffka.namuntidak ada diantara mereka yang mempunyai pengaruh besar terhadapperkembangan teori self sebagaimana yang dilakukan oleh Carl Rogers. Hampir memiliki kasus yang sama dengan Freud gagasanyang dikemukan oleh Carl Rogers memiliki pengaruh besar dalambidang konselingMeskipun pada waktu yang bersamaan juga telahmemunculkan berbagai kontroversi. Pada bukunya Counseling and Psychotherapy tahun 1942. Rogers terlihat mempunyai keinginan yangdemikian kuat untuk membangun individu dengan harapan setiaporang akan dapat terbebas dari rasa cemas sehingga dapat hidupnyaman ditengah masyarakat.

Struktur Kepribadian Pandangan dasar terhadap manusia
Manusia adalah rasionaltersosialisasikan dan dapat menentukannasibnya sendiri.
Dalam kondisi yang memungkinkanmanusia akan mampumengarahkan diri sendirimajudan menjadi individu yang positif dankonstruktif
Rogers membentuk teori kepribadian berdasarkan tiga komponenpokok yaitu : organismelapangan phenomenal dan self
a. Organisme
Istilah organisme menjelaskan individu secara totalitas, :organisme adalah sebuah sistem yang diorganisir secara totaldimana apabila salah satu bagian sistem berubah maka akanmengakibatkan pula perubahan bagian yang lainnya”. (Rogers, 1951,p.487). Maka disini organisme menjelaskan bahwaseseorang itu tercermin dari cara berpikircara bertingkah lakudan wujud fisikMenurut Rogers organisme bereaksi secaramenyeluruh terhadap lapangan phenomenal dan reaksi tersebutmerupakan upaya untuk kebutuhan dasaraktualisasi diridansebagai simbol reaksi terhadap pengalaman yang dihadapi.
b. Lapangan Phenomenal
Lapangan phenomenal adalah keseluruhan pengalamanyang pernah dialami seseorang. Setiap individu dalamkehidupannya secara terus menerus mengalami perubahanpengalaman hidup dimana dia sendiri adalah pusat dari kejadianitu.
Lapanagn phenomenal , dimana individu selalu mengalamiperubahan terus menerus meliputi kejadian-kejadian eksternaldan internal dari individu tersebutSebagian kejadian disadari(diterima secara sadardan sebagian lagi diterima secara tidaksadar. Namun yang terpenting untuk dicatat adalah apa yangdia terima (secara sadar atau tidak sadardari pengalamanyang dialaminya bukan kenyataan yang sebenarnyakarenabagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap suatukejadian itulah kenyataan.
c. Self
Menurut Rogers self berbeda dari lapangan phenomenal yang terdiri berbagai persepsi dan nilai-nilai ”I” dan “me”.Menurut Rogers dalam konsep struktur kepribadian, self adalah pusat dari struktur. Self menggerakkan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Begitu dia berinteraksi akan menimbulkan dua kemungkinan, bisa berinteraksi baik dengan lingkungan atau malah mendistorsi nilai-nilai yang sudah dimiliki oleh orang lain. Maka disini self berupaya menjaga konsisten perilaku organisme dan perilaku dirinya sendiri. Pengalaman yang konsisten dengan konsep self dapat disebut berintegrasi, sedangkan yang tidak maka akan diterima sebagai ancaman atau kendala. Sentral menurut konsep self adalah segala sesuatu yang selalu berproses, bertumbuh dan berubah sebagai akibat dari interaksi berkesinambungan dengan lapangan phenomenal 
Perkembangan Kepribadian 
a. Organismic Valuing Process ( OVP)
Pengalaman yang diperoleh seorang bayi saat dia gagal memenuhi kebutuhannya akan memberikan pesepsi tentang nilai-nilai negatif sedangkan pengalaman dimana ia dapat memenuhi kebutuhannya akan memberikan nilai-nilai positif, proses mendapatkan nilai-nilai positif dan negatif itulah yang dinamakan OVP. Dalam OVP nilai-nilai tidak pernah bertahan tetap pada diri seseorang, karena nilai-nilai tersebut secara berkesinambungan akan mengalami perubahan sesuai dengan pengalaman yang tersimbolisasi secara akurat.
b. Positive Regard From Others (PRO)
Positive Regard From Others adalah kondisi dimana individumemulai menerima nilai-nilai dari orang lain dibandingkandengan nilai-nilai yang ia milikiinilah yang akhirnya membentukevaluasi cara berfikirnya berdasarkan perilaku yang dinilai orang lain.
c. Self Regard (SRG)
orang lain tanpa memperdulikan nila-nilai itu memuaskannya atau tidak. Seorang mulai membangun penghargaan untuk dirinya sendiri berdasarkan persepsinya terhadap penghargaan yang ia terima dari orang lain. Seseorang mulai mengendalikan perilakunya baik atau buruk karena memperhatikan nilai-nilai yang dimiliki
d. Condition Of Worth (COW)
Individu memberikan nilai-nilai positif terhadap pengalamanyang tidak memuaskannya dan dia memberikan nilai-nilainegatif terhadap pengalaman yang memuaskan dirinya. Contohnilai positif yang tidak menyenangkan “anak yang memukulteman akibatnya dia dimarahi guru, dia tidak senang dimarahitapi dari peristiwa itu dia mendapatkan nilai-nilai positif bahwatidak boleh memukul orang. Nilai negatif tapi menyenangkanmisal “seorang anak memeras kawannya dan dia puas tapi diamelihat kawannya menangis maka dia tahu kalau diperas itumenyakitkan”.
e. Kondisi-kondisi agar seseorang mengalami perkembangan normal
Kondisi-kondisi yang membentuk perkembangan kepribadian normal adalah individu secara terus menerus mengalami pengalaman positif berdasarkan penilaian dari orang lain. Misalnya ”jika seorang anak selalu merasa dicintai oleh lingkungannya walaupun lingkungan atau keluarganya itu tidak bisa menerima beberapa perilaku si anak tadi”. Jika individu terus menrus dievaluasi secara positif oleh lingkungannya maka individu ini akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat”. 
Perkembangan Tingkah Laku Salah Suai
Salah suai terjadi apabila pengalaman organisme dan self tidak sejalan. Contoh ” ketika pengalaman yang terjadi tidak cocok dengan nilai-nilai yang semestinya terjadi”.
Ibunya mengajari anak-anak tidak boleh bohong, tapi ketika ada seseorang mencari ibunya, anak tadi disuruh untuk mengatakan bahwa ibunya tidak ada dirumah. Seorang anak laki-laki yang punya saudara empat orang yang semuanya perempuan. Sehingga dirumah itu dididik ala perempuan termasuk mainan maka si anak laki-laki tadi akan melakukan tindakan salah suai. 
Karakteristik Pribadi Salah Suai
a. Estrangement (keterasingan)
Rogers berpendapat bahwa keterasingan adalah individu yang dalam perkembangannya mendapat nilai-nilai tertentu yang tidak dapat membenarkan dirinya sendiri. Seorang anak yang melakukan banyak hal yang dapat memuaskan dirinya tapi dapat menyebabkan orang lain memberikan respon negatif kepadanya. Seorang anak membuat keributan saat orang tuanya meminta dia untuk diam atau dia akan bermain dengan benda-benda yang seharusnya tidak boleh ia sentuh.
b. Incongruity (Ketidaksesuaian tingkah laku)
Perilaku yang dianut individu berdasarkan dengan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan self konsep tetapi justru sejalan dengan pengalaman yang bertentangan dengan struktur kepribadian. Ketidak sesuian tingkah laku sebagai akibat dari perkembangan keadaan dan ketidak sesuaian antara konsep diri dan pengalaman maka timbulah ketidaksesuaian tingkah laku karena ketidak mampuan menilai diri sendiri secara positif, kecuali nilai-nilai yang dipaksakan. Hal ini sering menimbulkan kecemasan terhadap individu tersebut.
c. Anxiety (Kecemasan)
Kecemasan muncul sebagai reaksi terhadap penolakan, merasa terancam, takut disakiti yang akhirmya memicu bagaimana ia melakukan pembelaan terhadap dirinya.
d. Defense Mechanisms ( Mekanisme pertahanan)
Mekanisme pertahanan adalah tindakan yang dilakukan oleh individu untuk mempertahankan supaya persepsinya terhadap pengalaman yang terjadi tetap konsisten dengan struktur self. Contoh : Seorang wanita yang menggunakan rasio berpikir untuk menilai apa yang telah ia lakukan.
e. Maladaptive Behavior (Tingkah laku yang salah suai)
Perilaku menyimpang biasanya menggiring individu berada pada tingkat ketegangan atau kecemasan, perilaku ini cenderung kaku (tidak fleksibel) karena adanya kerancuan persepsi dirinya terhadap pengalaman yang sudah ia alami sendiri. Dampaknya individu tersebut tidak mampu menjadi pribadi yang fleksibel, tidak bisa berbaur dengan lingkungan dan irasional. 
Tujuan Konseling
a. Tujuan konseling ditentukan oleh klien.
b. membantu klien menjadi lebih matang dan kembali melakukan self actualization sehingga ia dapat melakukan aktualisasi diri dengan menghilangkan seluruh hambatan-hambatan bagi kemajuan dirinya.
c. Membebaskan klien dari kungkungan tingkah laku yang dipelajarinya selama ini yang membuatnya dirinya palsu dan terganggu dalam self actualization.
Proses Konseling
a. Kondisi-kondisi penting dalam proses konseling
o Kontak psikologis dengan klien
o Meminimalisasikan tingkat kecemasan klien
o Konselor harus tampil apa adanya
o Konselor memberikan penghargaan yang tulus
o Konselor harus empati dan mengerti keadaan klien
o Konselor mampu merubah persepsi klien
b. Proses konseling
o Dalam proses konseling konselor harus berupaya agar klien bebas mengekspresikan perasaannya.
o Klaien merasa nyaman berada bersama konselor karena konselor tidak pernah merespon negatif
o Klien didorong sebanyak mungkin menggunakan kata ganti saya
o Klien didorong untuk melihat pengalaman-pengalamannya dari sudut yang realistik
o Klien didorong untuk kembali menjadi dirinya sendiri.
c. Penerapan proses konseling
o Penghargaan bagi individu
o Sifat hubungan dalam konseling, tanggung jawab dalam hubungan konseling diletakkan pada klien bukan pada konselor
o Batas waktu konseling. Waktu perlu dibatasi, hal ini disampaikan kepada klien
o Fokus kegiatan konseling adalah terhadap individu klien bukan terhadap masalah
o Menekankan asas kekinian (disini dan sekarang)
o Konselor tidak perlu mendiagnosis, klienlah yang mendiagnosis dirinya sendiri
o Lebih menekankan aspek-aspek emosional dari pada intelektual
o Konselor tidak perlu memberikan berbagai informasi kepada klien
o Tes dipergunakan dengan amat sangat terbatas.
Perkembangan Terbaru Teori Self 
· Hasil satudi aktual terhadap proses konseling yang dilakukan Rogers dan Dymond (1954) dan Raskin (1949), menunjukkan bahwa kemajuan dalam proses konseling mengalami penurunan jika adanya sifat defensif (perlawanan dari klien). Adanya peningkatan kecocokan antara self dan pengalaman akan menunjukkan tendensi bahwa klien akan menjadi pusat evaluasi
· Individu yang sudah pernah menjalani konseling yang berpusat pada klien, akan memiliki perbaikan dan peningkatan diri
· Individu yang dapat berkomunikasi dengan hangat, bersikap apa adanya serta memiliki empati yang tinggi akan lebih efektif dalam membantu orang lain.
Kesimpulan
Rogers membentuk teori kepribadian itu berdasarkan tiga komponen pokok yaitu : Organisme, lapangan phenomenal, dan self. Jika tidak sinkronisasi ketiga komponen tersebut maka pada diri individu terjadi tingkah laku salah suai
Referensi :
James C. Hansen, Richard R Stevic dan Richard W. Warner, Jr. 1977.Counseling Theory and Process. Allyn and Bacon, Inc: Boston

Selamat membaca 
Smoga bermanfaat 
Salam konselor indonesia 
#Meraih Cita dan Cinta# 

Sabtu, 25 April 2015

Teori Behavioral (Skinner)

   
KONSELING BEHAVIORAL (SKINNER)

Selamat membaca ;) 
Hakekat Manusia
  • Manusia adalah makhluk reaktif yan g tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar.
  • Perubahan yang terjadi dalam diri manusia adalah sebagai indikasi adanya proses belajar.
  • Manusia tidak ada dan tetap tidak akan ada kebebasan memilih, yang ada adalah hukum perangsang dan gambaran terhadap rangsangan tersebut(the laws of stimulus and response)
  • Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar : pembiasaan klasik, pembiasaan operean dan peniruan.

Teori Perkembangan Kepribadian
Behaviorisme mengikuti metode eksperimen. Perhatian mereka hanya tertuju terhadap prilaku yang dapat diamati secara ilmiah, hassil yang dapat diukur itulah yang diperhitungkan atau yang menjadi fokus perhatian. Contoh anak kecil menangis karena lapar. Kaum behavioralisme mengutamakan untuk mengubah perilaku bayi tersebut untuk tidak menangis, bukan laparnya.
Selanjutnya perkembangan kepribadian didasari atas tiga prinsip belajar yaitu:
  • Clasical or respondent, Oprent conditioning,
  • dan Imitative learning.
Berikut perbandingan antara Clasical or respondent dan Oprent conditioning
  • Pengkondisian klasik
  • Pavlov
  • Stimulus yang terlihat: respon
  • Manusia berespon tapi tidak dapat Mengubah lingkungannya
  • pengkondisian operan
  • Skinner
  • Stimulus tidak terlihat: respon (refleks) (tidak reflek)
  • Manusia dapat mengatur lingkungannya
Konsep-konsep Penting dalam Behaviorisme
Reinforcement
  • Reinforcement merupakan konsep dasar dalam perubahan prilaku aliran behavioral. Reinforcement ada bersifat positif dan negatif. Reinforcement negatif hanya memberitahu apa yang salah bukan apa yang benar. Contoh anak kecil ngompol di tempat tidur,lalu orang tua memarahi. Gunakanlah penguat negatif untuk menghentikan berlangsungnya prilaku yang tidak dikehendaki. Reinforcement positif, bertujuan untuk meneruskan/meningkatkan perilaku yang diinginkan. ketika anak menampilkan prilaku yang dikehendaki, lalu orang tua memberi hadiah.
  • Dalam pemberian reinforcement ada yang bersifat ratio dan interval
  • Proses perkembangan behavioral terdiri dari Extinction, generalization, discrimination and shaping.
  • Extinction adalah perubahan prilaku yang awalnya tidak senang, laman kelamaan menjadi senang, Ex awalnya anak takut pada ayahnya, kemudian berangsur hilang . Hilangnya rasa takut pada ayah itulah yang disebut proses extintion.
  • Generalization adalah prilaku tidak senang pada orang yang mirip dengan orang yang tidak disenanginya. Misal, takut pada ayah, juga takut pada polisi, guru dll.
  • Diskriminasi adalah prilaku yang awalnya tidak senang, tapi tetap berusaha mengenali lebih dekat lagi, sehingga perasaan yang awalnya tidak senang berubah sedikit demi sedikit menyenangi.
Teori Kepribadian
Perbedaan antara tingkah laku normal dan salah suai tidak terletak pada bagaimana tingkah laku-tingkah laku itu dipelajari,melainkan pada tingkat kesesuaiannya terhadap tuntutan lingkungan. Tingkat kesesuaian ini akan menentukan apakah individu tidak lagi mendapat kepuasan dengan tingkah lakunya itu, dan ataukah akan timbul konflik antara individu dan lingkungan.
Tujuan Konseling
Tujuan konseling harus dinyatakan dalam bentuk dan istilah-istilah khusus, melalui:
  • Problem Defenition. Ini penting sebagai inisial stetement, yang dianalis meliputi kapan, dimana, dan bagaimana serta sama siapa terjadinya pemampilan prilaku tersebut.
  • Developmental and Social History, untuk mengungkapkan kesuksesan/kegagalan, kekuatan/kelemahan, pola hubungan interpersonal, dll
  • Merumuskan tujuan-tujuan khusus
  • Menentukan metode untuk mencapai perubahan tingkah laku
Teknik Konseling
  • Teknik konseling behavioral didasarkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang membentuk pola tingkah laku) terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru akan dapat dibentuk.
  • Teknik Umum:
    • Shaping: memodifikassi tingkah laku melalui pemberian penguatan.
    • Extinction: mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diingini
    • Reinforcing uncompatible behaviors: memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diingini.
    • imitative learning: memberikan contoh atau model melalui film, tape recorder, contoh langsung,dll
    • Contracting: merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diharapkan
    • Cognitive learning: memberikan penjelasan lisan tentang berbagai hal.
    • Covert reinforcement: memberikan penguatan dengan jalan membayangkan hal-hal yang berhubungan dengan tingkah laku yang menjadi objek konseling.
Sumber bacaan
James C. Hansen, Richard R. Steven, Richard W. Warner. 1977.Counseling Theory and Proces. Allyn and Bacon, Inc: Boston.
Bernard Poduska. 1990. Empat Teori Kepribadian. Restu agung: Jakarta
Nigel C.Benson dan Simon Grove. 2000. Psychologi For Beginners. Icoon Book: Inggris


Selamat membaca ...
Semoga bermanfaat ;) 
Salam Konselor Indonesia..
#Meraih Cita dan Cinta# 

Selasa, 21 April 2015

Nilai-Nilai Kehidupan Part 6

KISAH TENTANG BAN

Seorang anak memperhatikan ayahnya yang sedang mengganti ban mobil mereka. "Mengapa ayah mau repot-repot mengerjakan ini dan tidak memanggil orang bengkel saja untuk mengerjakannya?" tanya si bocah dengan penasaran.

Sang ayah tersenyum. "Sini, nak, kau lihat dan perhatikan. Ada enam hal tentang ban yang bisa kita pelajari untuk hidup kita," katanya sambil menyuruh sang bocah duduk di dekatnya. "Belajar dari ban?" Mata sang anak membelalak. "Lebih pintar mana ban ini daripada bu guru di sekolah?"

Sang ayah tertawa. "Gurumu tentu pintar, Nak. Tapi perhatikan ban ini dengan segala sifat-sifatnya. Pertama, ban selalu konsisten bentuknya. Bundar. Apakah dia dipasang di sepeda roda tiga, motor balap pamanmu, atau roda pesawat terbang yang kita naiki untuk mengunjungi kakek-nenekmu. Ban tak pernah berubah menjadi segi tiga atau segi empat."

Si bocah mulai serius. "Benar juga ya, Yah. Terus yang kedua?"
"Kedua, ban selalu mengalami kejadian terberat. Ketika melewati jalan berlubang, dia dulu yang merasakan. Saat melewati aspal panas, dia juga yang merasakan. Ketika ada banjir, ban juga yang harus mengalami langsung. Bahkan ketika ada kotoran hewan atau bangkai hewan di jalan yang tidak dilihat si pengemudi, siapa yang pertama kali merasakannya?" tanya sang ayah.
"Aku tahu, pasti ban ya, Yah?" jawab sang bocah antusias.

"Benar sekali. Yang ketiga, ban selalu menanggung beban terberat. Baik ketika mobil sedang diam, apalagi sedang berjalan. Baik ketika mobil sedang kosong, apalagi saat penuh penumpang dan barang. Coba kau ingat," ujar sang ayah. Si bocah mengangguk.

"Yang keempat, ban tak pernah sombong dan berat hati menolak permintaan pihak lain. Ban selalu senang bekerja sama. Ketika pedal rem memerintahkannya berhenti, dia berhenti. Ketika pedal gas menyuruhnya lebih cepat, dia pun taat dan melesat. Bayangkan kalau ban tak suka kerjasama dan bekerja sebaliknya? Saat direm malah ngebut, dan saat digas malah berhenti?"
"Wow, benar juga Yah," puji sang bocah sambil menggeser duduknya lebih dekat kepada sang ayah.

"Nah, sifat kelima ban adalah, meski banyak hal penting yang dilakukannya, dia tetap rendah hati dan tak mau menonjolkan diri. Dia biarkan orang-orang memuji bagian mobil lainnya, bukan dirinya."
"Maksud ayah apa?" tanya si bocah bingung.
"Kamu ingat waktu kita ke pameran mobil bulan lalu?" tanya sang ayah disambut anggukan sang bocah. "Ingat dong, Yah, kita masuk ke beberapa mobil kan?"
"Persis," jawab sang ayah. "Biasanya di show room atau pameran mobil, pengunjung lebih mengagumi bentuk body mobil itu, lalu ketika mereka masuk ke dalam, yang menerima pujian berikutnya adalah interior mobil itu. Sofanya empuk, AC-nya dingin, dashboardnya keren, dll. Jarang sekali ada orang yang memperhatikan ban apalagi sampai memuji ban. Padahal semua kemewahan mobil, keindahan mobil, kehebatan mobil, tak akan berarti apa-apa kalau bannya kempes atau bocor."
"Wah, iya ya, Yah, aku sendiri selalu lebih suka memperhatikan kursi mobil untuk tempat mainanku."

Sang ayah selesai mengganti bannya, dan berdiri menatap hasil kerjanya dengan puas. "Yang keenam tentang ban adalah, betapa pun bagus dan hebatnya mobil yang kau miliki, atau sepeda yang kau punya, atau pesawat yang kita naiki, saat ban tak berfungsi, kita tak akan bisa kemana-mana. Kita tak akan pernah sampai ke tujuan."
Sang anak mengangguk-angguk.

Sang ayah menuntaskan penjelasannya, "Jadi saat kau besar kelak, meski kau menghadapi banyak masalah dibanding kawan-kawanmu, menghadapi lumpur, aspal panas, banjir, atau tak mendapat pujian sebanyak kawan-kawanmu, bahkan terus menanggung beban berat di atas pundakmu, tetaplah kamu konsisten dengan kebaikan yang kau berikan, tetaplah mau bekerja sama dengan orang lain, jangan sombong dan merasa hebat sendiri, dan yang terpenting, tetaplah menjadi penggerak di manapun kau berada. Itulah yang ayah maksud dengan hal-hal yang bisa kita pelajari dari ban untuk
hidup kita.


Nilai-Nilai Kehidupan Part 5

BOLEH MINTA FOTO NYA  ??
Seorang Boss pemilik Bank yg kaya raya, suatu kali diajak oleh temannya ke Panti Asuhan.
     
N a m u n setelah acara selesai, hati sang Bankir bergumam : "Kamu bohong, katanya kalau aku main kesini, hati pasti bahagia..."

Dengan langkah lesu, iapun kembali kemobilnya, t e t a p i   tiba2 ada seorang anak perempuan kecil menghampiri nya : "Om mau pulang ya..., Om boleh gak Ana minta sesuatu ..."

Sang Bankir tersenyum, ia seorang kaya.., apa yg tidak bisa dibelinya,   a p a l a g i untuk anak kecil ini...

"Memangnya kamu mau minta apa ?  " Tanya sang Bankir...

"Om, Ana pengen manggil Ayah ke Om..., Boleh kan ?..."

Sang Bankir kaget.., tenggorokannya tersumbat.., ternyata bukan boneka atau uang yg diminta.., h a n y a sebutan Ayah....

Tanpa terasa hatinya bergetar: "Boleh, Ana boleh panggil Ayah ke Om...kata sang Bankir..."

"Ma kasih Ayah..., kapan Ayah datang lagi ?... Ana boleh minta satu lagi ke Ayah ???..."

"Ana minta, kalo Ayah datang lagi kesini, bawa foto Ayah ya.., Ana mau simpan di kamar, jadi kalo Ana kangen sama Ayah, Ana bisa liat foto Ayah..."

Dengan berlinang air mata, Bankir itupun segera memeluk Ana, "Besok Ayah datang lagi bawa foto, dan Ayah akan sering kesini untuk ketemu Ana..."

Hati Sang Bankir sangat bahagia..., yaaa...ia bahagia sekarang...

Ternyata Bahagia itu bukan saat kita memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa mengasihi / memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski itu hanya sebuah ungkapan Kasih...    GBU.

Nilai-Nilai Kehidupan Part 4

Di suatu pagi seorang ayah membacakan cerita untuk anak perempuannya. Setelah membacakan cerita,
si ayah bertanya kepada anaknya : Nak, apa kamu sayang Ayah…???”

Si anak menjawab, “Tentu saja aku sayang Ayah”
Ayahnya tersenyum lalu bertanya, “Kalau begitu, boleh, Ayah minta kalungmu…???”
Lalu si anak menjawab, “Ayah, aku sayang Ayah, tapi aku juga sayang sama kalung ini”
Lalu Ayahnya berkata, “Ya sudah tidak apa2, Ayah hanya bertanya saja” Si ayah lalu pergi.
Di hari berikutnya selama 3 hari berturut2, ayahnya menanyakan hal yang sama & si anak pun menjawab dengan kata-kata yang sama. Si anak berpikir sambil memegang kalung imitasi kesayangannya itu, “Kenapa tiba-tiba Ayah mau kalung ini…??? Ini kalung yang paling aku sayangi, kalung ini pun pemberian Ayah juga…”
Lalu hari berikutnya, sang Ayah menanyakan hal yang sama, lalu si anak berkata, “Ayah, Ayah tahu aku sayang sama Ayah & juga kalung ini. Tapi kalau Ayah mau kalung ini, ya sudah aku berikan ke Ayah” Si anak memberikan kalungnya & Ayahnya mengambilnya dengan tangan kiri, lalu Ayahnya memasukkan tangan kanannya ke saku kanan & mengambil kalung berbentuk sama namun emasnya asli.

Ayahnya mengenakannya pada leher anaknya. “Anakku, sebetulnya kalung ini sudah ada di saku Ayah sejak pertama kali Ayah meminta kalungmu, tapi Ayah menunggu kamu memberikan sendiri kalungmu itu & Ayah gantikan dengan yang lebih baik & indah…” Si anak menangis terharu.

Seringkali kita merasa Tuhan tidak adil. Tuhan yang memberikan tapi kenapa Tuhan juga yang
mengambilnya, kadang kita selalu sakit hati, sedih dan kecewa, tapi tidakkah kita tahu, di saat Tuhan mengambil sesuatu yang berharga dari kita, ternyata Tuhan punya rencana lain. Tuhan mau menggantikannya dengan yang LEBIH BAIK lagi dari apa yg sudah kita miliki sekarang.

Sahabatku Terimalah apapun yg kita alami (bersabar), Berilah apa yang harus kita berikan (beramal), Kembalikanlah apa yang diminta oleh Tuhan (ikhlas), dan Tetaplah bersyukur, maka rejekimu akan dilipat gandakan.

Like dan share ya😍😍😍

Minggu, 19 April 2015

Contoh Proses Konseling via IT

Contoh Proses Konseling memanfaatkan kecanggihan Teknologi di Zaman Sekarang
By: Nurliana Dewi 














RPBK for UTS MATA KULIAH TI DALAM BK

RPBK for UTS
Mata Kuliah TI dalam BK


RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(RPBK)

Sekolah : SMP AL HUDA SURABAYA
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Alokasi Waktu : 1 jam (40 menit)
Tugas Perkembangan : Siswa mampu mengerti bagaimana
  cara bersikap kepada kedua orang
  tuannya.
Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi
Jenis layanan : Layanan Informasi
Judul Materi : Video Kisah Pohon Apel
Tujuan Layanan : Untuk memberikan informasi kepada
  siswa bagaimana cara bersikap yang
  baik kepada kedua orang tua.
Fungsi Layanan : Pemahaman
Metode : Ceramah, diskusi dan pemberian tugas
Sumber Belajar : Video
Alat/Media Pembelajaran : Laptop dan LCD
Langkah-langkah kegiatan :
Pendahuluan
Salam dan do’a.
Menanyakan keadaan peserta didik.
Mengabsen peserta didik.
Menayangkan video.
Kegiatan inti
Berfikir : Peserta didik memahami cara bersikap kepada orang
  tua.
Merasa : Peserta didik merasa perlu mengerti cara bersikap
  yang baik kepada kedua orang tua.
Berbuat : Peserta didik menyadari bahwa bersikap baik kepada
  kedua orang tua sangat diperlukan sekali.
Bertanggung Jawab : Peserta didik mampu menerapkan cara bersikap
           yang baik kepada kedua orang tua.

Kegiatan Penutup
Menyimpulkan dari tayangan video tersebut.
Salam dan do’a
Evaluasi :
Pembahasan Materi
Perasaan yang dialami setelah layanan informasi diberikan.
Peserta didik berdiskusi secara kelompok tentang video tersebut.
Penilaian Hasil:
Penilaian segera (Laiseg) : menyimak dan merangkum.

Catatan Khusus: Bagi peserta didik yang belum memahami materi tersebut maka diberikan layanan bimbingan kelompok/individual.

Guru BK/Konselor


Senin, 13 April 2015

Nilai-Nilai Kehidupan Part 1

Pelajaran Tentang Tata Krama
✨✨✨✨πŸŒΈπŸŒΉπŸŒΈπŸƒπŸƒ
Suatu pagi, terlihat seorang wanita berpenampilan menarik berusia 40-an membawa anaknya memasuki area perkantoran sebuah perusahaan terkenal. Karena masih sepi, mereka pun duduk di taman samping gedung untuk sarapan sambil menikmari hamparan hijau nan asri.

Selesai makan, dengan santai si wanita membuang sembarangan tisu bekas pakai. Tidak jauh dari situ, ada seorang kakek tua berpakaian sederhana memegang gunting untuk memotong ranting. Dengan diam, kakek itu menghampiri, memungut sampah tisu dan membuangnya ke tempat sampah.

Beberapa waktu kemudian, kembali wanita itu membuang bekas makanan tanpa rasa sungkan. Kakek itu pun dengan sabar memungut dan membuangnya ke tempat sampah.

Sambil menunjuk ke arah sang kakek, si wanita itu lantang berkata ke anaknya,”Nak, kamu lihat kan, jika tidak sekolah dengan benar, nanti masa depan kamu cuma seperti kakek itu. Kerjanya mungutin dan buang sampah! Kotor, kasar, dan rendah seperti dia. Jelas, ya?”

Si kakek meletakkan gunting dan menyapa ke wanita itu, “Permisi, ini adalah taman pribadi, bagaimana Anda bisa masuk ke sini?”

Wanita itu dengan sombong menjawab, “Aku adalah calon manager yang dipanggil oleh perusahaan ini.”

Di waktu yang bersamaan, seorang pria dengan sikap sopan dan hormat menghampiri sambil berkata,”Pak Presdir, mau mengingatkan saja, rapat sebentar lagi akan segera dimulai.”

Sang kakek mengangguk. Lalu sambil mengarahkan matanya ke wanita di situ, dia berkata tegas, “Manager, tolong untuk wanita ini, saya usulkan tidak cocok untuk mengisi posisi apa pun di perusahaan ini.” Sambil melirik ke arah si wanita, si manager menjawab cepat, “Baik Pak Presdir, kami segera atur sesuai perintah Bapak.”

Setelah itu, sambil berjongkok, sang kakek mengulurkan tangan membelai kepala si anak yang dari tadi memperhatikannya. “Nak, di dunia ini, yang penting adalah belajar untuk menghormati setiap orang, siapa pun dia, entah direktur atau tukang sampah"

Ilmu Psikologi Part 1

✨✨perkembangan psikologis secara umum di tingkat kelas VIII
*kepercayaan pd diri sendiri yg mulai kokoh
*konsep diri akan dirinya sudah mulai terbentuk
*berani berpendapat & mempertahankan pendapatnya walau kadang kurang benar
*mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara logis untuk membuat penilaian & keputusan bagi diri mereka sendiri.
*pola pergaulan masih berkelompok hanya kesetiakawanan di antara kelompok tersebut makin kuat. Sering kali mereka memutuskan untuk tidak mematuhi peraturan di sekolah karena menjunjung kesetiakawanan.
*bertanggung jawab pada dirinya, walaupun kerap masih terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
*makin merasa sudah dewasa & berusaha untuk menguasai dirinya dengan memenuhi kebutuhannya.
*hubungan sosial dengan lawan jenis mulai menunjukkan hubungan saling membutuhkan
*berjuang untuk pembentukan identitas baru
*mengalami perubahan suasana hati yg relatif cepat
*ada kalanya para remaja merasa sangat kuat, tidak terkalahkan,sehingga mereka yakin bahwa tidak ada sesuatu pun yg bisa menyakiti mereka

Sumber:bab seputar remaja"Endang Ertiati Suhesti"

Ilmu Psikologi Part 2

Selamat malam para konselor sekolah..  4 item informasi komunikasi πŸ™πŸ™

1.Saya tahu-anda tidak tahu (Menyampaikan ilmu)
2.Saya tahu-anda tahu (Berbagi ilmu)
3.Saya tidak tahu-anda tahu (Menimba ilmu)
4.Saya tidak tahu-anda tidak tahu (Sama-sama mencari ilmu)

Motivasi Part 1

✨✨πŸŒΉπŸŽ‹❄✨✨
Spiritual journey

Tamasya Akhirat merupakan modul awareness pada life self coaching workshop agar kita SIAP InsyaAllah

S top maksiat
I ngat mati
A mal sholeh
P erenungan diri


✨✨❄πŸŽ‹πŸŒΉ✨
Health for Life


Ubah persepsinya menjadi positif (positive thinking) dan lanjutkan dengan raih keilmuannya (positive knowing) agar reaksi kimia ditubuh anda akan mengalirkan hormon hormon positif untuk kesehatan mind body and soul anda.

Salam sehat bahagia untuk para konselor

Nilai-Nilai Kehidupan Part 2

Bacaan sedikit diwaktu makan siang..

tips pagi ini : In a Nursery School Canteen, a basket of apples with a notice written over it:

"Do not take more than one, God is watching".

On the other counter there's a box of chocolates.  A small child went & wrote on it.
"Take as many as you want, God is busy watching the apples".

Moral: NEVER ACT SMART with today's generation..!!.

-------------------------

KID: "Why some of your hair are white Dad?"
DAD: "Every time you make me unhappy, one of my hair turns white ….."
KID: "Now understand why grandpa’s hairs are all white….."

Moral: Don’t be over smart ..

*************************
Child : "Mummy why Gandhi has no hair on his head?"
Mummy: "Because he speak only truth."
Child: "Now I understood why ladies have long hair...."