Sabtu, 11 Juli 2015

Menangani Gejala Kejenuhan Kerja

Menangani Gejala Kejenuhan Kerja (Burnout)


Apa itu Burnout ?

Apakah Anda pernah mengalami burnout dalam hidup baik itu ketika Anda belajar, bekerja ataupun dalam kehidupan rumah tangga. Pernahkah Anda merasakan begitu tidak semangatnya Anda ketika melakukan suatu pekerjaan? atau mungkin Anda pernah merasakan tidak mau terlibat secara aktif dalam situasi pekerjaan? Beberapa fenomena di atas sering kali dinamakan dengan burnout. Dalam istilah bahasa Indonesia sering kali diartikan dengan kata “Kejenuhan Kerja”. Burnout adalah suatu kondisi yang menggambarkan terjadinya keletihan yang lama dan menghilangnya ketertarikan terhadap suatu hal.

Burnout terjadi karena adanya intensitas yang kontinuitas terhadap suatu kegiatan atau pekerjaan yang tidak menghasilkan perubahan. Cherniss (1980) mendefi nisikan burn out sebagai suatu keadaan kelelahan fisik, mental, sikap dan emosi individu atau pekerjaan karena keterlibatan yang intensif dengan pekerjaan dalam jangka waktu yang panjang. Walaupun pada kenyataannya, ketahanan dari setiap individu terhadap tuntutan lingkungan berbeda-beda, namun setiap individu memiliki peluang yang sama besar mengalami burnout.

Dengan kata lain, burnout dapat diartikan kondisi emosional ketika seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental maupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang meningkat. Dampak psikis dari kelelahan fisik tersebut akan berdampak pada terhambatnya pencapaian prestasi individu secara personal, akademik, sosial atau professional. Orang yang mengalami kejenuhan (burnout) menunjukkan kelelahan fisik, mental, sikap dan emosi dalam rentang waktu tertentu, karena keterlibatan yang intensif dengan tugas-tugas yang tidak menghasilkan prestasi yang semakin baik. Dampak dari burnout adalah menurunnya produktivitas kerja dari seseorang. Dengan kata lain, potensi yang dimilikinya terhambat. Selain itu, bentuk resistansi terhadap pekerjaan mengakibatkan produktivitas diri menjadi tidak efektif dan membuat tidak kondusifnya iklim emosional di tempat kerja. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan mengakibatkan terjadinya keletihan secara fisik, mental dan emosional.  Teori kejenuhan (burnout) yang dij elaskan oleh Maslach & Jackson (1997) menjelaskan bahwa ada tiga dimensi burnout yang menggambarkan fenomena burnout secara menyeluruh yakni keletihan emosi (emotional exhaustion), sinisme (cynism) dan menurunnya keyakinan diri (reduce personal efficacy). Secara garis besar deksripsi komponen kejenuhan adalah sebagai berikut:

1)  Keletihan Emosi (Emotional Exhaustion)
Keletihan emosi akibat kejenuhan ditandai dengan sikap mudah menyerah, lelah dan lesu tanpa gairah bekerja. Keletihan emosi mengakibatkan individu menjadi tidak semangat bekerja dan merasa energinya terkuras habis, tanpa mendapatkan hal yang penting untuk dirinya. Individu yang mengalami kejenuhan akan merasa energinya habis secara emosi, mudah putus asa dan frustrasi (Maslach & Jackson, 1997). 

2)  Sinisme (Depersonalization)
Sinisme sering kali disebut depersonalisasi, gejala kejenuhan dalam bentuk sinisme membuat individu tidak nyaman berada di dalam lingkungan kerja maupun mengikuti aktivitas bekerja. Maslach et al (1997) menjelaskan bahwa komponen kejenuhan dalam bentuk sinisme ini muncul dalam bentuk perasaan sinis, dingin dan menjaga jarak. Artinya individu menunjukkan perilaku mekanisme pertahanan diri terhadap tuntutan dan beban pekerjaan yang dipikulnya. Bentuk perilaku sinisme yang sering kali muncul pada seseorang yang mengalami kejenuhan kerja, yakni seperti bolos bekerja, marah-marah, tidak produktif dalam bekerja, dan sering kali berpikiran negatif terhadap atasan serta kehilangan ketertarikan terhadap pekerjaan yang digeluti.

3)  Menurunnya keyakinan diri (Reduce Personal Efficacy)
Individu yang mengalami keyakinan diri yang tinggi sangat rendah mengalami kejenuhan sementara individu yang mengalami kejenuhan memiliki masalah dengan rasa percaya diri, keyakinan terhadap kemampuannya sehinnga membuat mereka stres dan tertekan. Karakteristik individu yang menderita karena menurunnya keyakinan diri yakni merasa menjadi orang yang tidak bahagia dan malang, tidak puas terhadap hasil pekerjaan yang didapatkannya, merasa tidak kompeten, rasa percaya diri yang rendah dan merasa tidak berprestasi.


Ketika seseorang mengalami kejenuhan kerja (Burnout), maka produktivitas kerja akan semakin menurun dan hilangnya konsentrasi fokus kerja yang menyebabkan orang tersebut merasakan keletihan secara emosi dan akhirnya melakukan penghindaran terhadap situasi kerja atau tugas yang semestinya dia lakukan. Untuk itu, jika anda mengalamiBurnout, perlu segera mencari bantuan profesional seperti Konselor atau Psikolog yang mampu membantu anda menurunkan kejenuhan (Burnout) yang dirasakan.
Banyak pendekatan yang bisa dilakukan dalam melakukan intervensi Burnout diantaranya menggunakan pendekatan Hipnoterapi. Pendekatan Hipnoterapi yang biasa dilakukan di klinik hipnoterapi dalam membantu orang yang mengalami kejenuhan adalah dengan melakukan strategi modifikasi dalam pikiran bawah sadar. Hal ini bertujuan untuk mengubah keyakinan yang salah atau program pikiran yang keliru sehingga klien mengubah cara berpikirnya secara tepat terhadap situasi yang memunculkan situasi jenuh. Setelah itu, klien akan merasakan pikiran baru yang begitu segar dan jernih sehingga siap memulai aktifitasnya dengan penuh semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar