MATA KULIAH PENGAJARAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
EDISI: 8 APRIL 2015
KURIKULUM BIMBINGAN DAN KONSELING
A.
DEFINISI
BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Bimbingan
Adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa
orang individu, baik anak-anak maupun remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
2.
Konseling
Adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut komseli) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli.
Jadi Bimbingan dan Konseling adalah
suatu layanan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli yang
bertujuan membantu memandirikan konseli untuk mencapai tahap-tahap
perkembangannya dan mengembangkan potensi yang dimiliki konseli.
B.
TUJUAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Tujuan
Umum
a. Membantu
individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya
dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya).
b. Membantu
individu menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki wawasan,
pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan dri sendiri dan lingkungan.
c.
2.
Tujuan
Khusus
Tujuan khusus bimbingan
dan konseling ini merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan
secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang
bersangkutan sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah
individu bermacam ragam jenis, intensitas dan sangkut pautnya serta
masing-masing bersifat unik. Oleh karena itu, tujuan BK untuk seorang individu
berbeda dari tujuan BK untuk individu lainnya.
C.
FUNGSI
BIMBINGAN DAN KONSELING
Fungsi Bimbingan dan Konseling ditinjau dari
kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui
pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa fungsi pokok, yaitu:
1. Fungsi
Pemahaman
Berkenaan
dengan fungsi pemahaman, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan
bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri konseli beserta
permasalahannya oleh konseli dan pihak-pihak yang akan membantu konseli serta
pemahaman tentang limgkungan konseli oleh konseli.
a. Pemahaman
tentang Konseli, yaitu titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap konseli.
Pemahaman tersebut tidak hanya sekedar mengenal diri konseli, melainkan lebih
jauh lagi yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi konseli,
kekuatan dan kelemahannya serta kondisi lingkungannya.
b. Pemahaman
tentang Masalah Konseli, yaitu pemahaman terhadap masalah konseli itu terutama
menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab-sebabnya,
dan kemungkinan berkembangnya (kalau tidak segera diatasi). Pemahaman masalah
oleh individu (konseli) sendiri merupakan modal dasar bagi pemecahan masalah
tersebut.
c. Pemahaman
tentang Lingkungan yang “Lebih Luas”, secara sempit lingkungan diartikan
sebagai kondisi sekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individi
tersebut, seperti keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi dan
sosioemosional keluarga, keadaan hubungan antar tetangga dan teman sebaya, dll.
Paparan singkat berikut ini menyangkut beberapa jenis lingkungan yang lebih
luas seperti lingkungan sekolah bagi para siswa, lingkungan kerja dan industry
bagi para karyawan dan lingkungan kerja bagi individu sesuai dengan sangkut
paut masing-masing. termasuk ke dalam lingkungan yang lebih luas itu adalah
berbagai informasi yang diperlukan oleh individu, seperti informasi pendidikan
dan jabatan bagi para siswa, informasi promosi dan pendidikan lebih lanjut bagi
para karyawan dll.
2. Fungsi
Pencegahan
Ada
suatu slogan yang berkembang dalam bidang kesehatan, yaitu “mencegah lebih baik
daripada mengobati”. Slogan ini relevan dengan bidang bimbingan dan konseling
yang sangat mendambakan sebaiknya individu tidak mengalami sesuatu masalah.
Bagi konselor professional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk
menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu,
upaya pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah sesuatu
keharusan yang bersifat etis (Horner & McElhaney, 1993). Oleh karena itu,
pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas
kewajibannya yang amat penting.
3. Fungsi
Pengentasan
Orang
yang mengalami masalah itu dianggap berada dalam suatu keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu
diangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidak mengenakkan. Ia perlu
dientas dari keadaan yang tidak disukainya itu. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan itu adalah upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan
konseling. Dalam hal itu, pelayanan bimbingan dan konseling menyelenggarakan
fungsi pengentasan.
4. Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi
pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri
individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang
telah dicapai selama ini. Pemeliharaan yang baik bukanlah sekedar
mempertahankan agar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dan tetap
dalam keadaannya semula melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut
bertambah baik, kalau dapat lebih indah, lebih menyenangkan, memiliki nilai
tambah daripada waktu-waktu sebelumnya. Pemeliharan yang demikian itu adalah
pemeliharaan yang membangun, pemeliharaan yang memperkembangkan. Oleh karena
itu, fungsi pemeliharaan dan fungsi pengembangan tidak dapat dipisahkan. Bahkan
keduanya ibarat dua sisi dari satu mata uang. Jika sisi yang satu tidak ada
atau cacat, maka mata uang itu secara keseluruhan tidak mempunyai nilai lagi.
Kedua sisi berfungsi seiring dan saling menunjang. Dalam pelayanan bimbingan
dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui
berbagai pengaturan, kegiatan, dan program.
D.
PRINSIP-PRINSIP
BIMBINGAN DAN KONSELING
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan
pemaduan hasil-hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman
dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan. Prinsip-prinsip itu berkenaan dengan
sasaran pelayanan, masalah individu, program dan penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling. Konselor terikat oleh prinsip-prinsip tersebut, di
sekolah maupun di luar sekolah.
Menurut Bernard & Fullmer, 1969 dan 1979; Crow
& Crow, 1960; Miller & Fruehling, 1978 Rumusan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan,
masalah konseli, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan,
penyelenggaraan pelayanan diantaranya:
1. Prinsip-Prinsip
berkenaan dengan Sasaran Pelayanan
2. Prinsip-Prinsip
berkenaan dengan Masalah Individu
3. Prinsip-Prinsip
berkenaan dengan Program Pelayanan
4. Prinsip-Prinsip
berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan
5. Prinsip-Prinsip
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
E.
BIDANG
DAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (Pribadi, Sosial, Belajar, dan Karier)
1.
Bidang
Pengembangan Kehidupan Pribadi (Pribadi)
Yaitu
bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat serta kondisi sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan keutuhan dirinya secara realistik.
2.
Bidang
Pengembangan Kehidupan Sosial (Sosial)
Yaitu
bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman
sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3.
Bidang
Pengembangan Kemampuan Belajar (Belajar)
Yaitu
bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar
dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4.
Bidang
Pengembangan Karier (Karier)
Yaitu
bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
informasi serta memilih dan mengambil keputusan karier.
F.
PENDEKATAN
BIMBINGAN DAN KONSELING (Individual dan Kelompok)
Myrick,
1993 (Muro & Kotman, 1995) mengemukakan empat pendekatan dasar dalam
Bimbingan dan Konseling, yaitu:
1. Pendekatan
Krisis
Yaitu pendekatan
pemberian layanan bimbingan dan konseling didasarkan pada adanya krisis yang dialami konseli
2. Pendekatan
Remedial
Yaitu pendekatan
pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada
kelemahan-kelemahan yang dimiliki konseli dan upaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut.
3. Pendekatan
Preventif
Yaitu pendekatan
pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin akan
dialami oleh konseli.
4. Pendekatan
Perkembangan
Yaitu pendekatan
pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang
diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, karier,
pribadi-sosial.
G.
MEDIA/ALAT
BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Media
sebagai Alat/Instrumen
a. Managemen
Program BK
1) Perencanaan,
contohnya:
a) Pedoman
Observasi Kebutuhan Lingkungan
b) Pedoman
Wawancara Kebutuhan Lingkungan
c) Angket
Kebutuhan Siswa
d) Tabel
Kebutuhan Lingkungan
e) Tabel
Prosentase Kebutuhan Siswa
f)
Tabel Tujuan Bimbingan dan Konseling
g) Tabel
Kemandirian Siswa SMP
h) Tabel
Kemandirian Siswa SMA
i)
Tabel Kemandirian Mahasiswa PT
j)
Program Bimbingan dan Konseling
k) Matrik
Program BK Tahunan
l)
Matrik Program BK Semesteran
m) Matrik
Program BK Bulanan
n) Anggaran
Program BK
o) Kalender
Program BK Satu Tahunan
p) Kalender
Program BK Satu Semesteran
q) Kalender
Program BK Tiga Bulan.
r) Jadwal
Kegiatan Mingguan
s) Jadwal
Kegiatan Harian
t)
Buku Kasus
u) Buku
Harian
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
a) Proses
Pelaksanaan Kegiatan,
§ Konselor
sebagai instrument
§ Pedoman
Observasi
§ Pedoman
Wawancara
b) Hasil
Pelaksanaan
4) Analisis
Hasil Evaluasi
a) Data
Analisis Hasil Pelaksanaan Program
b) Data
Analisis Hasil Kegiatan
5) Tindak
Lanjut
Data Tindak Lanjut:
a) Pelaksanaan
Program Keseluruhan
b) Hasil
yang telah dicapai
c) Penanganan
Kasus
6) Laporan
a) Laporan
Mingguan
b) Laporan
Semesteran
c) Laporan
Bulanan
d) Laporan
Tahunan
b. Pengelolaan
Layanan BK
1) Alat
Pengumpul Data
2) Alat
Penyimpanan Data
3) Alat
Pelaksanaan Bimbingan
4) Alat
Administratif Bimbingan
5) Alat
Menyampaikan Laporan
6) Alat
Komunikasi dan Informasi
2.
Media
sebagai Sarana dan Prasarana/Perlengkapan
a.
Sarana
1) Ruang
Tamu
2) Ruang
Staf / Administrasi
3) Ruang
Konseling
4) Ruang
BK Kelompok
5) Ruang
Data
6) Ruang
Perpustakaan / Biblioterapi
b.
Perlengkapan
1) Papan
Organigram BK
2) Papan
Program BK Tahunan
3) Papan
Informasi
4) Visi
dan Misi, dll
3.
Media
sebagai Prosedur
a. Penyelenggaraan
Layanan BK Pola 17+
b. Implementasi
Layanan Program BK Komprehensif
4.
Media
sebagai Teknik
a. Teknik
dalam BK
H.
PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar